To hold on to sanity too tight is insane

A lady with paradox chemical running thickly in her blood. Loves to laugh but can be very cynical. As cold as the winter breeze then will blow you with a roaring fire. A sinister of love yet a fool in romance. Complicated though easy to simplify. Basically, I'm just trying to revive myself here...and thank you for listening to my insane rambling.

Thursday, July 29, 2004

buat si don

"Gue sampai agak gemeteran bacanya," matanya masih menatap monitor dengan nanar.
"Kalau gue jadi elo, gue juga bakal kayak gitu," ujar saya sambil menghela napas.
"Kita psycho banget...," jawabnya sambil tetap memperhatikan barisan huruf yang menari di screen.
"Gue enggak nyesel kita psycho. Yang penting ketahuan, kan?" kali ini saya memperhatikan wajahnya yang antara campuran muram dan excited.

Hari ini menemukan bangkai. Sebelumnya ada bau busuk yang tercium samar-samar.

Sakit? Pasti. Saya ingin berkata pada teman saya itu, "Mungkin lebih enak kalau muntah saja?" Maksudnya biar lega, tapi, kok, kedengerannya konyol, ya....

Akhirnya saya biarkan dia bercerita pada teman lain. Tentang penemuan kami. Dia masih bisa tertawa. "Gue sekarang meneguhkan hati gue!" tekadnya sambil tertawa berderai.

ya, ya...mungkin jaringan pengaman itu bisa dipakai lagi. Meski saya juga tidak me-recommendnya.

Senyum terus ya, Don...
Dia bukan apa-apa
Cuma wujud indah yang kosong
Maafkan saya yang pernah menemukannya dan membawanya padamu

PS:Yuk, kita PSYCHO lagi! Dan mencari mereka yang BENAR-BENAR membuat hati kamu tenang (y'know your target market group:P)






Wednesday, July 28, 2004

siapa yang mau terkenal???

setting: jam 9 pagi. Di sebuah angkot. Penuh. Di dekat pintu, ada dua bapak, berbadan gempal, memakai celana pendek, duduk berhadapan. Di samping mereka, seorang perempuan, memangku anak perempuan berseragam SD.

Bapak I (tersenyum): "Wah, cantik sekali, mau sekolah, ya?"
Perempuan muda: "Iya. Ini ibunya lagi sakit. Jadi dianterin."
Bapak II: "Cantik, ya. Umur berapa?"
Perempuan muda: Baru 5,5 tahun. Dia enggak mau masuk TK."
Bapak I (agak melongo): "Lho kenapa?"
Anak: "Abis temennya semua masuk SD!"
Semua kecuali si anak tertawa. Ehem..dalam hati saya pun ikut tertawa kecil. Polos sekali anak ini.

Bapak I: "Kalau lihat anak kecil, jadi ingat anak di rumah."
Bapak II: "Iya, nih. Saya juga."
Bapak I:"Kamu kalau sudah gede, mau jadi apa?"
Anak: "Mau jadi artis."
Semua tertawa...kecuali saya.Dalam hati, mulut saya menganga...sedikit, sih.
Bapak II:"Hahaha..oouh mau ikut AFI gitu, ya?"
Si anak hanya tersenyum sambil menerawang. Mungkin membayangkan dirinya menyanyi di depan sorak sorai fansnya.

Hmm...sudah berubahkah pola pikir anak-anak zaman sekarang? Dulu, profesi dokter, pramugari, pilot sangat disukai anak2. Sekarang...mereka mau jadi artis!! A-R-T-I-S!
Gara-gara talent search sialan yang semua TV berlomba-lomba menayangkan. Impian dari orang biasa yang berubah jadi orang "luar biasa" yang punya jutaan penggemar dan uang berlimpah ruah sudah merembet ke generasi paling buncit.

Apakah ketenaran menjadi kebutuhan primer? Menjadi mimpi paling puncak semua orang? "Aku ingin terkenaaaall..."senandung Cindy Fatika Sari, vokalis Gallery dalam lagu zaman dulu, Terkenal.

Jadi terkenal itu enggak gampang. Ingat kasting VCD Sabun yang memperlihatkan ce2 desperate yang pengin banget jadi model iklan? (oy yang cowok jgn lgs ngeres, ya!) Mempertahankan ketenaran bahkan lebih susah. Seperti, kasus2 grup band yang cuma one hit wonder. Termasuk mempertahankan kesehatan mental ketika sudah terkenal. Contoh, Kurt Cobain yang ngetop ke seluruh dunia, malah akhirnya bunuh diri.

Ngapain, sih, dying to be famous? Mending, jangan mikirin famousnya dulu. Do something usefull. For others and urself. Don't just count on the entertainer side (krn belum tentu semua orang punya itu), cause when u lose, u lose big time. Explore urself more!!

Seandainya, gue adalah kakak dari anak perempuan yang gue temui di angkot itu....







Thursday, July 22, 2004

disorder day

status YM hari ini: today, I do not favor disorder

Disorder artinya ketidakseimbangan, kekacauan, suatu hal yang hancur. Lebih parah lagi kalau hancurnya tanpa diduga.
Seperti kata Jenna, salah seorang LO lain, "Total disorder, brutality..." tiap kali dia melihat tingkah polah anak2 MOKA yang..yah..kacau.

Semuanya berawal dari pagi ini, tiba-tiba ada rasa pahit yang menjalar dari otak sampai ujung kaki gw karena mengingat suatu masalah.

Maka tekad gw bulat, gw memilih untuk mengambil jarak, setidaknya, 20 kilometer dari segala hal yang jelas2 membuat semrawut sirkuit otak gw.

Tapi, kadang, sesuatu yang tidak diinginkan, justru akan menghampiri.

Seorang teman yang "menyerang." Suaranya mengingatkanku pada ribuan tawon yang tiba-tiba menyundut pantat (oucch!). Jujur, sama sekali tidak menyenangkan. Kali ini aku benar-benar ingin mengunci mulutnya dengan lap apek yang tergeletak di dekat tong sampah dan belum dicuci seminggu lebih itu. Tapi, daripada membuat keributan yang mungkin membuat masalah makin panjang. Kucoba cara yang biasa dipakai cewek kalau lagi marah; diam. Cuekin. Pasang tampang galak tiap kali dia mendekat. Menghindar lalu berdoa dalam hati *Tuhan tunjukkan jalan yang benar untuknya dan maafkan diriku yang sedang marah padanya*

...no..no..masih ada hal lain yang norak.

Ada seorang teman lain yang...berubah. At least that's what I feel. Apakah gue terlalu sensitif, ya? Perubahan itu perlu. Malah harus...kalau mengingat keadaan gue dan dia sekarang. Tapi itu bukan berarti ada tanda "BASA BASI ONLY" kan? Hey, I don't want that...

NO MORE DISORDER PLEASE! enough for today...

Tuesday, July 20, 2004

senja musim dingin

senja sebal
memandang pantulan wajahnya di lautan.
"Gosh..I hate my hair!!"

senja bingung
ia harus sendiri
awan berharap senja tak lagi malu-malu
"Ouh My, I got so many things to learn!"

senja menjerit
ingin menghilang
terbang memeluk bintang
"Save me!"

senja bersedih,
melihat langit terlalu gelap
berduka atas sahabat yang terluka
"Please get well soon..."

senja diam,
menarik napas panjang
"Jangan menangis. Jangan pernah kehilangan harapan...," bisik Bunda.

senja tersenyum....

Friday, July 16, 2004

mati gaya

Hanya dalam keheningan,
kita berhasil saling terasing sambil mengukuhkan keangkuhan.

dan aku terus berlari untuk mengekalkan kebisuan ini
namun, sekali lagi, dan selalu, aku terantuk, pada matamu:samudera biru yang kuyup didera hujan.

Kembali, denting-denting rindu menyusup menggetarkan ribuan mimpi yang tlah susah payah kubungkam
Hingga gaduh dan memaksa kita membekukan diri
demi bertahan tak terseret ke masa lalu

Ketika dengung mimpi mulai menyusut,
perlahan, kita beringsut pergi ke arah yang berbeda
sambil berjanji mengubur rahasia tadi dalam hening.

-------------------------------------------------------------------
Terlalu kuat untuk ditahan malam ini. Kumuntahkan saja. Mudah2an kau merasa. Kau yang selalu membuatku "aneh." Kau yang selalu teringat setelah seharian aku bergulat dengan kebisingan. Saat aku berhasil menarik napas lega di malam hari. Sambil menatap ratusan lampu malam yang membingkai Jakarta. Aku memikirkanmu.

Thursday, July 15, 2004

dari seorang teman

Sebuah puisi dari teman gw.
Thanks Breny (imajiku.blogspot.com), it really is a nice surprise.

musim dingin

Hanya kau yang mampu
Menutup kaki langit dalam selimut putihmu
Memaksa mencari kehangatan disudut perapian,
Dibalik untaian bulu binatang terbantai,
diantara dua pelukan
karena kau dinginnya sebuah musim

Hanya kau yang mampu
Bahagiakan anak-anak bermain, berlarian
Diatas danau, sungai dan air
yang kau bekukan dalam satu hembusan
Karena kau dinginnya sebuah musim

Masih merindukah dirimu pada matahari?
Atau kau takut matahari menjatuhkan airmatamu
Meresap kedalam tanah, menjadi sungai , danau
dan hilang kedalam lautan?
Karena kau dinginnya sebuah musim


PS:
untuk teman saya, sebuah musim yang tengah mencari sang mataharinya..

akhirnya

berakhir...
tugas gw sebagai ibu asuh.
Huaaah...rasanya ingin menguap lebar2 dan tidur seharian.
Sayang, itu tak mungkin (sambil cemberut, nih, nulisnya).

Enak enggak karantina?" tanya seorang teman tadi malam di telepon.

"Hmm...enak, sih. Tapi lebih enak finalisnya,"jawabku malas-malasan sambil memperhatikan rak buku di rumahku.

"Emang ngapain ajah?" temanku bertanya lagi.

"Gw paling iri waktu mereka dapat paket treatment Rp. 600.000 di Daun Spa. Terus bisa ikut gokart, gue kan enggak pernah main gokart! Terus dapat jam Esprit yang sumpah keren banget! Dapat voucher Matahari satu jeti! Belum lagi hadiah2 lain. Maan!" curhatku panjang lebar (eits, perkataan gue bukan promosi produk, lho!).

"Lo enggak dapat apa2?" tanya temanku sambil tertawa.

"Gw sempat ikutan bowling di PIN PI. Enak juga, yah? Dinner di tempat2 mahal juga, sih. Sambil ketemu seleb pula. Dapat goody bag. Tapi, ada pengalaman berharga banget yang gue dapat dari karantina," sekarang bibirku mulai tersenyum waktu menjelaskan ini.

"Apa?"

"Gue berhasil men-treatment beberapa finalis! Ada yang tadinya sombong, setelah gue treatment, kepalanya lebih mengecil. Terus, yang mukanya stres tiap nyanyi, berhasil terlihat rileks dan happy kelar gue kasih wejangan..he-he-he.. Intinya gue benar-benar belajar gimana rasanya jadi ibu yang punya anak cewek. Dan itu enggak gampang," ujarku riang.

Ada seseorang yang sangat gue rindukan selama gue ikut dikarantina.

My mom.

Saturday, July 10, 2004

and I would runaway

melarikan diri..
pernah terpikir gak?
lari...secepat mungkin
terengah-engah tak kenal lelah untuk satu tujuan
mengambil jarak dan menutup mata dari masalah.

sekarang...gw melarikan diri
tapi gw akan kembali..
cuma sebentar saja kok.

gw gak salah kan?



Friday, July 02, 2004

.....

gw gak boleh terlalu dekat...
it's too dangerous.
gw jadi gak obyektif lagi.

terlalu letih.
sedang tidak ingin berkata-kata indah.
lebih enak meracau dan mengutuk.

*&%$@#$!)* !!!

otherwise,
blog ini akan sepi
sebuah kewajiban harus gw tunaikan.

miss me...