To hold on to sanity too tight is insane

A lady with paradox chemical running thickly in her blood. Loves to laugh but can be very cynical. As cold as the winter breeze then will blow you with a roaring fire. A sinister of love yet a fool in romance. Complicated though easy to simplify. Basically, I'm just trying to revive myself here...and thank you for listening to my insane rambling.

Wednesday, April 12, 2006

biang kerok paling sempurna

Image hosting by Photobucket




Bukan...
Aku bukan mimpi terelok yang kau damba jadi nyata
Aku realita terpahit yang membuatmu selalu lari

Bukan...
Aku bukan secercah cahaya di ujung jalan kegelapanmu
Aku laksana cahaya matahari di pelupuk matamu yang terlalu terang dan menyilaukan

Bukan...
Aku bukan musim semi kala semua bunga di halamanmu bermekaran
Aku musim salju pembeku duniamu

Bukan...
Aku bukan malaikat penebus dosa dan penyelamatmu
Aku perempuan biasa tanpa pretensi apa-apa

Tidak...
Tulang rusukmu tidak ada padaku
Aku hanya mengambil satu paru-parumu sebagai pajangan

Friday, November 11, 2005

saya berdosa padanya

sebuah kesalahan adalah sesuatu yang sudah terbuat...

tidak ada penyesalan di sini..

hanya pengakuan...

"saya sudah bersalah..." aku saya padanya.

"lalu apa?" dia bertanya...

saya bisa memilih...

jalan ke kanan adalah jalan yang paling mudah.. jalannya mulus dan saya tidak perlu membawa tas ransel seberat 20 kilo itu.

jalan ke kiri adalah jalan yang sulit. saya harus membawa ransel 20 kilo itu dan melangkah di atas jalan yang dipenuhi onak serta bebatuan.

"saya pilih ke kiri," putus saya.

"karena?" tanyanya lagi.

"karena inilah jalan yang saya rasa paling benar untuk saya... Dan jalan yang mudah, entah kenapa terasa salah bagi saya..." kata saya sambil menatap matanya.

...

saya belum tahu apa jawabannya...

mudah-mudahan dia bisa melihat semua ini dengan lebih jernih..

oya..

maafkan saya...

Monday, August 01, 2005

ah...

ayo diaktifkan lagiiiih!!!!

Tuesday, May 03, 2005

say what?

I play like a winner... with him.
Or at least I try to play like one.

Berhasil, sih.
Awalnya.

Tapi sekarang...

"Saya kangen ngobrol sama kamu," tiba-tiba dia berkata. Dari semua ribuan kata-kata kotor dan bodoh yang biasa dia ucapkan, tiba-tiba kalimat ini meluncur dari dirinya.
Saya speechless. Dan akhirnya berhasil menguasai diri lalu menjawab, "Wah, itu hal paling sweet yang kamu omongin selama sebulan terakhir he-he-he."

Saya mesti gimana lagi?
Hate him? I did. I cursed him a lot. Think about all the bad things he did. Think of him as a bastard jerk.
I also changed my point of view. Seeing him as just a friend like my other best friends.

Tapi gempa berkekuatan 6-7 skala Richter terus-terusan ada.
Gempanya terus muncul meski saya sudah pegangan sekuat tenaga.
Mengaduk-aduk dan menggoyahkan sisi hati saya yang paling dalam.

Saya sudah bilang stop.

Berhenti.

Saya siap meresapi kerinduan ini sendirian.
Membiarkan sebuah ruangan kembali membeku.
Memeluk keheningan sampai entah kapan.

Tapi kamu tetap ada di situ

Tell me what should I do now?

Friday, April 08, 2005

saya adalah....

pemalas!
"Lo dah lama gak ngisi blog yah zie?"
"He eh... Bingung mo nulis apa... rrr.. males juga siy.." *dueeeng*

pembosan!
"Blog gw sudah lamaaa banget tampilannya beginih yah... Duh pengin ganti... tapi siapa yang mo ganti yah? Si designer ajah masih invalid blognya."

perindu
kangen teman2
kangen designer blogku.. (banget)
kangen frida.. sodaraku di solo. piye kabare yo..
aneh.. tapi saya enggak kangen produk terlarang itu. Cuma kepikiran ajah.

eh tau2 hari ini ada yang maksa saya untuk bilang kangen sama dia... hahahaha :P

Sunday, March 20, 2005

Surat untuk seorang mantan pacar*

Menanyakan kabar kamu adalah suatu hal yang sebenarnya tidak ingin saya lakukan Bahkan menyapamu pun saya rasa sudah tidak penting lagi. Meski itu berarti saya sudah melanggar norma kesopanan.

Tapi saya harus menulis surat ini. Jadi saya coba memulainya sesuai aturan.

Halo? Apa kabar?
...
...

Okay... saya enggak tahu mesti basa-basi apa lagi.
Saya akan mulai dengan beberapa pertanyaan yang mungkin terlintas di benak kamu saat membaca ini.

Kenapa ada surat ini?
Karena ada suatu hal yang perlu saya omongin ke kamu.

Kenapa enggak dikirim lewat email?
Percuma, toh, bukan kamu yang baca. Jadi saya taruh saja di blog dan membiarkan semua orang membacanya. Syukur-syukur kamu masih inget blog saya lalu membaca ini.

Kenapa enggak diomongin langsung?
Lewat tulisan saya bisa bicara lebih banyak. Lagipula kenyataan bahwa kamu berada ribuan mil dari saya, berarti butuh ongkos banyak untuk menghubungi kamu. Dan kamu tidak (lagi) seberhaga itu.

Apa yang mau diomongin?
Banyak, panjang dan ribet. Memikirkannya saja membuat pikiran saya penat.

Tapi saya bersedia mengatakan versi singkat "tema" masalahnya:

Ada apa dengan kamu dan perempuan yang mengaku isterimu itu?

Let me refresh ur mind a bit.

Saya masih ingat jelas pembicaraan panjang kita yang terakhir di bulan Oktober lalu. Ketika kamu akhirnya mengakui sudah ada kebahagiaan baru di samping kamu. Which is truly your right, since its been like 3 years after we broke up. Saya ikhlas. Dan urusan kita benar-benar selesai ketika saya lalu "telanjang" di depan kamu. Saya membereskan semuanya dengan mengakui tidak ada lelaki lain yang mampu merajai hati saya selain kamu setelah kita putus. You appreciate this confession. Then I said, I'm glad if u're happy.
Kemudian kamu yang bilang, kita akan chat lagi. Kita akan tetap keep in touch. Malah kamu yang meminta saya untuk membantu proyek idealis kamu.

Fuck you.
Saya menelan bulat-bulat keheningan tercipta.
Pahit...
Tapi saya terima.
Saya bahkan menikmatinya dan merasa INI yang TERBAIK.

Akhirnya saya berhasil keluar dari sebuah ruang sesak dan melenyapkan ruangan itu selamanya.

There's no unfinished bussiness anymore

Saya menemukan kebahagiaan baru.
Kedamaian yang saya rindukan.
Rasa aman yang tak pernah saya dapatkan dari kamu.
Dan yang paling penting,
kamu tidak lagi muncul di kepala saya saat saya sedang sendiri dan menyepi.

Kamu dan saya sama-sama bahagia dalam dunia berbeda.
Sebuah keadaan yang sangat menyenangkan.

Sayang, dongeng ini terlalu bagus.

Suatu hari,
bertubi-tubi saya menerima email.
Email pertama:
Sender: Nama kamu dan dia.
Subject: Email baru.
Message: Ini email baru gw
Saya: "Oke deh...email berdua nih ye..."

Saya pikir serangan hanya berakhir di situ.
Saya salah besar.

Hari berikutnya:
Email kedua:
Sender: Nama kamu dan dia
Subject: Please update my address book.
Message: Help me update my address book. Plus foto mesra kamu dan dia.
Saya: "Perasaan dari semua yang invite gw, cuma email ini yang pakai attachment foto."

Email ketiga:
Sender: Friendster
Subject: New Friend Request from kamu dan dia.
Saya: "Account berdua? Dan lo pengin gw jadi teman kalian?"

Sebelum serangan email ini, saya bisa lihat jelas dengan mata kepala kalau kamu sudah sama dia. Puluhan foto-foto kamu di Friendster sudah melukiskan bahwa kamu dan dia saling mencintai, menyayangi, horny at each other and there is nothing can separate you and her.

I UNDERSTAND THAT COMPLETELY.

And I don't give a damn about it.

Tapi ketika email-email tak tentu arah ini sampai ke saya, mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus peduli.
Fine, kamu kirim itu ke semua teman kamu. Tapi haruskah mengirim semua itu ke saya?
Apalagi meng-add saya di YM dengan account kalian berdua (sementara saya tidak tahu id siapakah ini)? Lalu melalui YM saya berbicara dengan perempuan itu yang berulang kali menekankan bahwa dia adalah isteri kamu dan kamu suaminya.

Apa mau kamu sekarang?
Apa yang sedang ingin kamu tunjukkan?

Saya punya dua dugaan.
1. Kamu ingin menunjukkan kamu sudah menikah.
----- Saya tidak ada masalah kalau kamu sudah menikah dengannya (I even don't care if right here right now u're fucking her in front of me). Saya cuma berharap ada pemberitahuan yang lebih terhormat dari kamu.
Seperti, undangan pernikahan atau sebuah email singkat dari kamu tentang pernikahan itu.
2. Kamu mau kasih warning sign. Kalau saya TIDAK AKAN PERNAH BISA MENDEKATI KAMU LAGI.
------ Kecuali otak kamu sudah rusak dan menderita schizophrenia, SAYA TIDAK PERNAH MENEGUR KAMU LAGI SEJAK PEMBICARAAN PANJANG ITU.
Seperti yang saya bilang tadi, kamu dan saya sudah berbahagia di dunia yang berbeda. SAYA SUDAH MENEMUKAN KEBAHAGIAAN LAIN. Saya menghargai kebahagiaan kamu dan tidak ingin merusaknya. Urusan kita SUDAH SELESAI.

Kamu sedang jatuh cinta itu sangat bisa dimengerti. Tapi ketika kamu ingin semua orang memahami rasa kasmaran yang sedang kamu rasakan dan tidak peduli dengan kekacauan yang mungkin kamu buat karenanya... U make urself look like an idiot.

Saya tidak tahu apakah itu kamu atau dia yang mengirim semuanya.
Kalau itu dia, tolong jernihkan kepalanya.
I've tasted you and I had enough. Saya sudah kehilangan selera melihatmu.
She can have you until the end of time.
And do me a favor...
Boost her self esteem more will ya?

PS: Congratulation on ur wedding.


*you know who you are

Friday, February 25, 2005

maksa

To fit something into a mold, it is entirely important that you don't push, pull, or distort it in any way. If something is supposed to be, you shouldn't have twist it, mangle it beyond recognition, it will be on it's own.

Some things just need time to grow, to fit the mold, no need to force them in. In the end, everything will find its place. If doesn', well, that's not much of an ending, is it?

Tina aka California Dreamin'

Dia bilang, kadang2 apa yang supposed to be itu harus di-fight. Dia enggak tahu saya ngomongin soal apa. Bahwa memang saya dan dia itu tidak bisa dipaksa. Bahwa saya suka merasa mulai "memaksa" untuk tetap sama dia. Hanya karena saya takut jatuh. Padahal dekat dengannya saja sama dengan berdiri di tepian jurang kedalaman 100 meter.